Senin, 29 Juni 2009
Fana...
Sore itu aku masih dengan gaun elokku berjalan mengitari taman, sembari memandang pepohonan yg berdiri kokoh, dedaunan nan hijau berjajar rapih menyelimuti permukaan tanah, langit biru yg cerah dihiasi awan-awan putih. Aku hanyut dalam keagungan cipta dan keajaiban tuhan, subhanallah Begitu indahnya ciptaan dan karuniaMu.


Tiba-tiba semerbak Mawar merah mencuri pandanganku dengan harumnya yg menyejukkan dada, aku tatap mawar itu. begitu indah sehingga tanpa sadar memaksa tanganku untuk memetiknya. beberapa saat kunikmati harum dan indahnya, namun tak lama berselang, keelokan mawar itu pudar, layu, hingga akupun enggan mendekapnya kembali. seketika aku tersadar dan berfikir bahwa memang semua ini fana. Apalah arti seorang Manusia sekalipun tercipta dengan kelebihan yg mempesona, hingga membuat setiap mata terpana, jika tidak dihiasi dengan ketaatan padaNya. seperti halnya bunga mawar Ia tak akan pernah bisa terlepas oleh bilangan waktu, seiring berjalannya waktu semakin sirna pula keelokan.

Lalu apa yang dibanggakan dari kefanaan ini? ketika semua telah pudar, ketika tak ada satupun yang bisa menyelamatkan diri dari hisab Tuhan. Hanyalah amal kebaikan yang akan kita bawa guna menjadi penentu apakah kita termasuk hambanya yang baik atau sebaliknya.

Ya Allah jadikahlah kami hamba yang selalu pandai mensyukuri segala karuniaMu. Dan tuntun kami semoga tidak terbenam dalam kekufuran.(butiran hikmah yang terpendam dalam sanubari)



Novita Safitri
edited by Hidayatullah

Read more ....
posted by Hidayatullah Ahmad Jazri @ 08.03  
Selasa, 02 Juni 2009
I’tiraf
Relung-relung jiwa yang membujur dalam garis kehidupan. Garis determinasi yang memisahkan seorang hamba dengan tuhan seharusnya menjadi tamparan keras bagi mereka yang sombong, angkuh berjalan di muka bumi. Tak menentu arah. Bertengger ke selatan, utara, terkadang ke arah barat. Pesona pelangi warna-warni indah yang hinggap dipermukaan tidak membuat penduduk bumi terbelalak. Yang seharusnya tenggelam dalam keesaanNya. yang hanyut terbawa arus keagunganNya. Bersimpuh ruah di samudera rahmatNya.

Bersujud…bersujudlah. Tidak akan pernah kau raih ketenangan hatimu dengan kecongkakan. Simpulkan sejadah panjangmu lalu bersujudlah dengan penuh tunduk. Jangan ragu akan raut wajah bersih dan molekmu. Sejajarkan ia dengan tanah. Biar ia menunaikan haknya. Lalu kemudian lumuti bibirmu dengan irama tasbih, tahmid, takbir.


Bersujudlah…tak ada yang pantas kau sembah selain Dia.

Subhanallah…Maha suci Allah. Tidaklah kau ciptakan semua ini tanpa guna. Kau tegakkan langit tanpa tiang. Kau hidupkan bumi-bumi mati dengan percikan air hujan. Kau ciptakan gunung-gunung agar bumi tidak bergentayangan. Kau maha bijaksana dan perkasa.

Alhamdulillah…Puji syukur atasMu. Kau tak pernah bosan menyodorkan kenikmatan walau seringkali kami kufur tidak bersyukur. karuniaMu tak bisa terhitung oleh bilangan embun-embun yang membasahi rerumputan dipagi hari.

Allahuakbar…Kaulah yang maha besar. Selain Kau semuanya kecil. Tidak pantas untuk congkak dan sombong. Walau seringkali kami menggunakan gaunmu untuk menginjak-injak orang yang lebih kecil. Gaun kesombonganMu yang Kau khususkan untukMu. Sering kami jarah dan duplikat, bahkan diperebutkan.

Astaqfirullah…Hanya kepadaMu kami memohon ampun. Dosa kami telah menggunung bagai bilangan pasir dilautan. Jika tidak Kau ampuni, maka kepada siapa lagi kami meminta?.

Ya Allah…seringkali jiwa-jiwa Fir’aun, Qorun, Namrud membanjiri aliran darah kami. Yang membuat kami sombong akan kelebihan yang kau berikan. Congkak akan kekuasan. Bakhil akan harta. Bahkan menafikkan keadaanMu. Semuanya membuat kami buta dan lupa bahwa semua adalah milikMu.

Ya Rob…semoga kami termasuk hamba-hambaMu yang bersyukur.

Betapa indah dan manis hidup dalam ketaatanNya.




Hidayatullah Ahmad Jazri
2 Juni 2009. Saqor Qurays, Nasr City, Cairo, Egypt.

Read more ....
posted by Hidayatullah Ahmad Jazri @ 09.37  
DAKWAH ALA SANTRI

Previous Post
Archives
SHOUT BOX