Minggu, 07 Desember 2008
Situasi Kairo Menjelang Idul Adha 2
7 Desember 2008 di Saqor Qurays, District-10, Nasr City, Kairo.

Udara dingin pagi yang cukup menyengat. Aku sempat tebangun saat alarem Handphoneku berdering tepat jam 03:00 dini hari. Kuraih dan kumatikan kembali. Aku kembali dalam balutan selimut tebal dan keheningan malam. Sebelum tidur aku sudah berniat bangun subuh dan shalat jamaah di masjid. Saat terbangun untuk kedua kalinya, lekas kuraih kembali Hp dan ternyata sudah jam 06:30. Wah…terlambat subuh. Aku merasa rugi banget jika tidak bisa shalat jamah subuh. jika musim dingin di Kairo memang seperti itu. Selain harus punya komitmen kuat juga harus rela berkorban.
Adzan Dzuhur sudah berumandang. Aku bergegas untuk segera ke masjid. Takut telat dan masbuk. Aku temukan aneka ras di masjid Abu Bakr ini. Masjid tempat aku biasa menunaikan ibadah lima waktu. Ada Rusia berkulit putih bersih perawakan tinggi. Ada ras Afrika yang agak sedikit pekat. Tak ketinggalan Asia yang berfostur agak mungil dan kulit agak kuning. Begitu juga Mesir. Perbedaan yang paling mencolok antara orang mesir dan orang Rusia, Indonesia, atau orang asing lainnya adalah rambut. Cara mengidentifikasi paling cepat adalah melihat rambutnya. Orang mesir mayoritas berambut keriting. Tapi begitu hebat ajaran islam, tak ada dikriminasi. Baik yang berkulit hitam, putih, kuning, atau kemerahan. Semua sejajar saling menghormati. Atau yang fostur besar, tinggi, kekar, kecil.. Semua adalah ciptaan Allah.swt. menjelang Idul Adha anak-anak pada rame ke masjid. Masjid juga terlihat agak rapi dan bersih dari hari-hari biasa.
Aku ingin membeli sayur buat buka puasa sore ini. Apartemen tempat tinggalku tidak jauh dari toko-toko tempat membeli kebutuhan harian. Begitu kaget aku melihat. Ternyata rata-rata toko pada tutup. Tempat sayur juga tutup. Yang buka hanya tempat pulsa dan beberapa warnet. Ada juga beberapa toko besar yang masih buka. Tapi pedagang sayur, pedagang buah, dan masakan siap saji pada tutup. Saat ku tanya tetangga sebelah, ternyata mereka pada mudik ke kampung halaman.
Ternyata setelah kuperhatikan, mobil-mobil pribadi yang biasa parkir didepan apartemen sejak aku keluar juga pada kosong. Hanya satu, dua yang terlihat. Wah…pada mudik ke kampung. Jadi kangen keluarga. Teringat saat di tanah air merayakan Idul Adha bersama keluarga.

Read more ....
posted by Hidayatullah Ahmad Jazri @ 06.54  
Situasi Kairo Menjelang Idul Adha 1
5 Desember 2008

Aku berdiri ditemani seorang rekanku menunggu bis jurusan Rob’ah El-Adawea. Salah satu tempat sentral Administrasi kota kairo. Kali ini ada kebutuhan mendadak sehingga harus segera kesana. Karena memang beberapa Bank besar yang menyediakan fasilitas ATM di Kairo tidak bisa ditemukan disembarang tempat. Hanya tempat-tempat tertentu seperti District-7, Rob’ah El-Adawea, Awal Abbas, dan tempat-tempat strategis lainnya. Tetapi di District-10 tempat mayoritas Mahasiswa Indonesia dan Malaysia bermukim belum ada satupun ATM. Sehingga para mahasiswa yang ingin mengambil kiriman bulanan dari ortu biasanya harus ke tempat-tempat tadi. Walaupun ada juga teman-teman yang dikirim melalui jasa pengiriman uang antar negara. Tapi itu jarang.
Sore ini kok sepi banget ya?, gumamku dalam hati. Tidak seperti biasanya. Padahal sekarang kan hari jum’at. Hari pesta mobil di Suq Sayyarah. Sebuah Tempat para pembeli dan penjual mobil transaksi jual beli. Aku tau karena memang apartemen tempat tinggalku berjarak tidak terlalu jauh dari Suq Sayyarah. Biasanya kalau keluar hari jum’at, bisa dipastikan akan makan hati dan menyita waktu. Tapi kok hari ini seperti hari biasa? yang membedakan hanya Mobil angkutan yang berkeliaran minim.
Yat… Ayo cepat itu 180 ke Rob’ah. Kita naik itu aja. “Gpp berdiri biar cepat sampai”. Ungkap Bambang padaku. “Ya udah gpp”, jawabku. Entah mimpi apa aku semalam, kali ini aku dapat duduk paling depan disamping pak supir. Selama naik mobil di Kairo, bisa dihitung jari aku dapat duduk. Tapi hari ini berbeda.
Wahh…aku baru sadar. Beberapa hari lagi kan Idul Adha. Kebiasaan masyarakat Mesir jika Hari Raya Qur’ban adalah mudik. Suatu tradisi yang tidak jauh beda seperti halnya masyarakat Indonesia umumnya. Mesir juga terdiri dari beberapa Provensi. Ibukota Mesir adalah Kairo. Pantesan pada sepi. Ungkapku dalam hati. Tapi uniknya Idul Adha di Kairo lebih meriah dari Hari raya idul Fitri. Itu yang kurasakan selama beberapa tahun aku merayakan Idul Adha di Kairo.
Pandanganku terus tertuju pada ruas-ruas jalan. Yang tampak disepanjang halte pemandangan aneh dan unik. Kambing-kambing seperti sudah jinak seakan menjajakan diri menunggu pembeli yang ingin berqurban buat Hari Raya Idul Adha. Ada juga sapi bahkan onta. Pemandangan yang sangat jarang kutemukan di tanah air. “Ditengah hiruk pikuk lalu lintas ibukota, hewan-hewan qurban berkeliaran di pinggiran jalan ditunggui seorang juragan”. Ini dia yang menjadi ciri khas Mesir menjelang Idul Adha tiba. Only in Egypt. Pikirku
Mobil yang kutumpangi kini berhenti disebuah halte. Beberapa ratus meter sebelum District-7. Tepat di depan sebuah toko daging. Wow...Unik banget. Aku melihat beberapa ekor kambing tergantung telanjang dengan posisi terbalik kaki dikepala dan kepala di kaki tanpa busana kulit. Bahkan ada beberapa ekor sapi juga. Bersih tanpa ceceran darah. Sepertinya permintaan daging dari para konsumen menjelang Idul Adha melonjak begitu tinggi. Tadi aku melihat kambing berlarian, tetapi saat ini telanjang bulat tanpa kulit. Only in Egypt.
Walau bus dan mobil umum tampak minim tetapi mobil pribadi begitu sesak. Sampai District-7 aku melihat orang-orang berebut mencari mobil jurusan Ramses. Terlihat dari antusias mereka menyantroni setiap mobil yang tiba sambil berkata:” Ramsis”. Sebuah tempat yang dinisbatkan kepada salah satu nama Raja Mesir Kuno. Terminal Ramses memang poros Transportasi Kairo. Pasalnya angkutan ke semua jurusan ada di sana. termasuk kereta api.
Siap-siap Yat…seru Bambang mengejutkanku dari belakang membuat konsentrasiku buyar. Kami memang tidak duduk sebangku. “Bentar lagi turun”, sambungnya lagi. “Iya”, jawabku. Naik bus di Kairo adalah sebuah perjuangan. Dari naiknya sampai turun. Jika tidak buru-buru turun bisa-bisa kebawa ke Halte berikutnya.
“Kita mau ambil uang dimana nih?”, ungkapku pada Bambang. “disini aja NSGB”, jawabnya. Baru aku membuka pintu bank, seorang penjaga menyapaku dengan ramah”maaf uangnya habis”. Capek deh…cetusku. Kalau yang ini bukan only in Egypt aja. Tetapi dinegaraku juga sering terjadi. Beginilah suasana Kairo beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Adha.

Read more ....
posted by Hidayatullah Ahmad Jazri @ 06.48  
CAHAYA YANG TAK DATANG TERLAMBAT
SINOPSIS
CAHAYA YANG TAK DATANG TERLAMBAT

Nyoman tidak pernah berfikir apa yang akan menimpanya dikemudian hari nanti. Ia hanya berusaha menjalani hidup apa adanya. Tiga patung tua yang slalu menemaninya dalam keseharian tidak bisa berbicara apa-apa guna menjawab kegelisahan hatinya. Begitu juga cemara-cemara hijau, semerbak daun dan buah yang slalu mengotori pekarangan rumahnya hanya diam membisu tidak berbisik sedikitpun.
Kehidupan memang teka-teki. Tak satupun manusia tahu nasib apa yang akan ia alami di masa yang akan datang. Hingga suatu ketika Nyoman menemukan sebuah ban mobil tergeletak di depan halaman rumahnya. Rumah mungil nan asri yang digandeng mesra lapangan hijau dengan latar bukit-bukit indah. Tuhan telah menggariskan akan pertemuannya dengan seorang pria tampan melalui ban mobil yang tergeletak di depan halaman rumah. Seorang pria yang belum pernah ia lihat dan kenal sebelumnya. Seorang pria yang baru datang dari negeri rantau. Seorang pria yang membuatnya jatuh hati.
Akan tetapi cinta mereka terhalang oleh faktor budaya dan agama yang berbeda. Berbagai cara dan upaya mereka lakukan guna menyatukan hati mereka yang susah untuk menyatu. Lebih dari itu ternyata kasta dalam Hindu mengharuskan Nyoman hanya boleh berhubungan dengan kaum bangsawan. Sebuah harga mati yang tidak bisa ditawar.
Begitu seterusnya perjalanan cinta mereka. Hingga suatu saat mereka harus menelan pil pahit. Hanya ada dua pilihan. Putus atau tetap berhubungan tanpa restu orang tua. Bagaimana kelanjutan kisah perjalanan cinta mereka?, kuatkah mereka bertahan dalam ketertekanan cinta seperti ini?, jalan manakah yang akan mereka pilihan?. Nantikan kelanjutan kisahnya…

6-11-2008

Read more ....
posted by Hidayatullah Ahmad Jazri @ 06.45  
Selasa, 02 Desember 2008
Konsekwensi Sebuah Keputusan
Hakikat dari otoritas adalah pengaruh. Pengaruh erat kaitannya dengan keputusan. Tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin yang cerdas dalam mengambil sebuah keputusan. Berani siap dan tangkas dalam melangkah.

Perbedaan karakter dan watak orang yang dipimpin akan melahirkan bermacam penilain terhadap sebuah keputusan. Pada kondisi seperti inilah saat-saat kronis bagi seorang pemimpin untuk siap dengan lapang dada menerima berbagai macam respon. Satu timbangan abadi yang harus dipegang teguh oleh seorang peimpin adalah "kebenaran". Maka sebanyak apapun pendukung sebuah pendapat, jika itu salah, maka seorang pemimpin harus mengambil keputusan sebaliknya. Yaitu berpihak pada kebenaran

Anda mungkin bisa membayangkan diri anda sebagai seorang pemimpin. Saat itu anda dihadapkan pada suatu permasalahan dimana anda harus segera mengambil keputusan. Pada waktu yang sama, anda harus memilih satu pendapat saja dari beberapa pendapat yang masing-masing memiliki pendukung. Lebih dari itu anda harus mengambil keputusan ditengah-tengah teman dekat yang hidup sehari-hari dengan anda. Bisa dipastikan anda akan sedikit bahkan sangat terbebani dalam mengambil sikap. Inilah konsekwensi dari sebuah Otoritas. Anda harus siap berhadapan dengan siapa saja. Tidak terlewatkan juga orang-orang terdekat anda.

Seorang pemimpin yang baik dan adil tidak akan memihak kapada siapapun kecuali semua itu berangkat dari "Kebenaran". Kedekatan emosional dan hubungan darah tidak menjadi hambatan untuk bersikap adil. Itulah ajaran Islam dalam memimpin. Kita bisa baca kembali dalam kisah Daud A.S, Musa A.S, Isa A.S, sampai Muhammad. Tidaklah dasar kepemimpinan mereka melainkan keadilan.

Kembali pada otoritas dan keputusan, keduanya memiliki korelasi yang sangat erat. Anda tidak bisa membayangkan diri anda sebagai seorang pemimpin kecuali anda dihadapkan pada sebuah keputusan. saat anda mengambil sebuah keputusan berarti anda siap mnerima segala konsekwensi. Apapun bentuknya anda harus siap. Jika kita telaah lebih mendalam memang tidak ada satupun didunia ini yang terlepas dari konsekwensi. Anda berani berenang, pada saat tertentu anda juga harus siap untuk tenggelam. Anda berani berdagang, berarti pada saat tertentu anda siap untuk bangkrut. Anda berani menjadi seorang pemimpin atau pemegang otoritas berarti anda juga harus siap dengan segala resikonya. Itulas makna dari sebuah konsekwensi.

Read more ....
posted by Hidayatullah Ahmad Jazri @ 04.28  
Berlalu
Berlalu

Kemarin menyisakan kenangan
Ia terlalu jauh untuk kugapai
Tak akan pernah kembali

Hari ini terasa begitu cepat berlalu
Seakan ia berlari dariku
Aku mencoba membujuknya tuk tetap singgah
Bagitu mahal hingga tak menghiraukan jeritku

Entah…
Apa hari esok juga akan tetap seperti ini
Waktu terus berjalan tanpa Aku bisa memetik hikmah kehidupan
Sedang jatah hidupku semakin mengikis


Saqor Qurays, Nasr City, Egypt

Read more ....
posted by Hidayatullah Ahmad Jazri @ 03.14  
DAKWAH ALA SANTRI

Previous Post
Archives
SHOUT BOX